Belakangan ini, setiap aku melewati persimpangan Pasir Koja, mataku selalu tertuju melihat salah satu waralaba makanan cepat saji yang baru saja dibuka sejak tanggal 11 Desember lalu. Ya, Dikichi. Waralaba fast food lokal yang berdiri di Kota Malang ini selalu membuatku penasaran untuk dikunjungi. Apalagi dengan promosi di reklame pinggir jalan, jargon unik #PastiKebeli dengan harga mulai dari belasan ribu rupiah saja. Terlebih lagi, tempatnya yang sangat strategis dan berseberangan langsung dengan McDonald's.
Selain itu, setiap melakukan voice chat di platform Discord, teman-temanku yang kebetulan cukup banyak yang tinggal di Malang sering ribut dan selalu bilang padaku agar aku segera mencoba makan di Dikichi.
Rabu, 17 Desember 2025. Akhirnya, aku pergi ke tempat ini setelah melakukan sesi produktifku dan kunjungan singkat ke arcade bersama Rijki.
Setibanya disana, wah, antriannya sangat ramai. Bahkan antriannya hingga pintu keluar, sehingga para pegawai disana ada yang berkeliling dan menyarankan kami untuk scan QR agar kami dapat langsung memesan melalui gawai kami. Tak ketinggalan, aku juga menanyakan kepada pegawai disana, apakah masih ada promo grand opening gratis pilih menu setiap pembelian di atas 30 ribu rupiah atau tidak. Ternyata, promo ini masih berjalan hingga tanggal 21 Desember nanti.
Aku pun cukup bingung, mau pesan apa. Aku lupa menanyakan rekomendasi menu kepada teman-temanku. Waktu itu kami kesana secara mendadak, mau nanya di forum voice chat masih sepi. Ditambah suasana disana cukup hectic dan ramai. Akhirnya aku putuskan untuk membeli paket crispy hot besar, dan annyeong haseyo burger. Sedangkan untuk menu gratis, aku memilih Siomay Nuclear. Untuk minum, aku masih memiliki air mineral di tumblerku. Total damage yang dirasakan dompetku sebesar 33.500 Rupiah. Mungkin di lain waktu, aku akan mencoba menu unik lainnya. Pembayaran disini juga bisa menggunakan tunai dan non-tunai melalui QRIS.
Makanan pun sudah disiapkan, aku pun bergegas mencari tempat duduk. Setelah dilihat lagi, ternyata tempat ini mengusung tema outdoor. Untuk atap hanya diberikan tenda, sementara di sisi lain menggunakan kontainer yang telah di atur ulang. Mungkin akan ada sedikit masalah ketika berhadapan dengan teriknya matahari dan hujan. Belum lagi persimpangan Pasir Koja yang langsung berhadapan dengan akses menuju gerbang tol sehingga banyaknya kendaraan beroda empat atau lebih yang lalu-lalang. Aku kesana pada awal malam hari, kebetulan saat itu sempat gerimis namun untungnya tidak sampai turun hujan.
Ketika berkunjung suasana disini kebetulan sedang ramai juga, mungkin anak-anak sekolah sudah mulai memasuki masa liburan. Kebanyakan pengunjung disini merupakan keluarga kecil dan menengah yang membawa anak-anak. Tak jarang, selama duduk ada anak-anak yang bermain dan saling bercengkerama dengan keluarga lain.
Aku mungkin tidak cukup mahir untuk review makanan. Untuk rasa ayam goreng, bisa dibilang sangat identik dengan Ayam Spicy dari tetangga. Namun tingkat kepedasannya sedikit di bawahnya dan masih bisa dinikmati. Kulitnya garing dan crispy, dagingnya juga juicy meskipun dibiarkan sedikit lebih lama karena menunggu makan bersama. Setidaknya masih cukup panas untuk dinikmati. Mungkin PR besar bagi setiap waralaba fast food yaitu porsi nasi yang sedikit untuk perut blackhole ini.
Sementara untuk Burger, memiliki tambahan rasa asam ala-ala Korea, tingkat kepedasannya hanya berbeda sedikit dengan ayam crispy hot sebelumnya. Oh iya, dagingnya menggunakan ayam fillet crispy yang cukup tebal. Tapi untuk sayur dan selada kupikir masih harus ditambah sedikit.
Sementara untuk siomay, aku tak menyangka akan sepedas itu rasanya. Meskipun lidah ini masih meninggalkan rasa pedas dari ayam goreng sebelumnya, rasa pedas ini masih meningkat secara perlahan. Namun, setelah rasa pedas hilang, ketika aku mencoba siomaynya lagi ternyata peningkatan rasa pedas ini meningkat dengan cepat membakar lidah dan mulutku. Ya namanya juga siomay nuklir.
Aku juga mencicipi kentang goreng gangnam fries yang dipesan Rijki, sepertinya menggunakan saus yang sama dengan burger yang kumakan sebelumnya. Jika tidak menggunakan saus, dari tingkat keasinan tidak kalah enak dengan kentang goreng tetangga. Menurut Rijki, rasa minuman Sarparilla disini sedikit lebih ringan dibandingkan minuman Sarsaparilla kaleng pada umumnya. Sangat cocok diminum setelah mencoba makanan yang cukup pedas.
Overall, untuk menu makanan dan total damage yang diterima dompet, sangat worth. Kalau sedang tidak ada budget untuk makan waralaba ayam luar negeri, Dikichi menjadi pilihan alternatif yang sangat menarik untuk dicoba.
Untuk wastafel dan toilet, letaknya sedikit lebih jauh dari tempat duduk dan kasir. Aku belum mencoba toilet disana, karena belum ada panggilan alam juga.
Sementara untuk parkir motor, cukup aman dan luas, Sistem parkir disini menggunakan layanan parkir otomatis bertiket. Apalagi, untuk biaya saat ini hanya 2000 Rupiah saja, dapat dibayar menggunakan uang tunai dan non-tunai melalui QRIS.
Selanjutnya, mau review apalagi?