 |
| Pict by rdwfoto |
Minggu, 15 November 2025
Sehari sebelumnya, Rijki mengajakku untuk pergi mengunjungi Tahu Priangan di Jalan Banceuy, Gang Cikapundung. Namun aku belum mengonfirmasi apakah aku akan ikut atau tidak.
Update: Sejak awal Desember, lokasi Tahu Priangan telah pindah ke Ruko Paskal 23. Buka dari jam 6 pagi hingga 10 malam.
Pada Minggu sore, setelah aku menyelesaikan sesi bermain arcadeku di Timezone Summarecon Mal Bandung dan bersantai sejenak di taman, akhirnya aku menerima ajakkan untuk makan di Tahu Priangan. Selain Rijki, dia juga mengajak Uci dan Veron. Kebetulan juga, pada hari itu Uci sedang berulang tahun. Awalnya kami juga ingin mengajak Andrea, namun jadwal wisuda dan acara keluarganya cukup padat juga.
Setelah dipikir lagi,
aku tidak mengonfirmasi ajakkannya. Namun aku langsung pergi menuju Tahu
Priangan.
Dia juga memberitahuku kalau jam buka Tahu Priangan ini cukup unik. Dibagi menjadi 2 sesi, sesi pagi menuju siang, dan sore menuju malam. Aku tiba di sesi 2. Jam 4 sore hingga malam. Mungkin agar memastikan kalau tahu ini baru dibuat dan masih segar. Aku tiba duluan disana, bahkan sebelum buka pun sudah ada waiting list beberapa orang. Sambil menunggu, aku pun mengambil menu pesanan untuk melihat-lihat menu yang serba kedelai ini. Mulai dari tahu goreng, tahu kukus, susu kedelai, puding tahu, dan kembang tahu.
Tak lama kemudian,
Rijki datang, kemudian disusul dengan Veron. Kami berkoordinasi dengan Uci juga
untuk menanyakan menu yang akan dipesan. Namun setelah selesai memesan,
ternyata ada menu yang tidak tersedia. Jadi kami harus mengubah pesanan kami.
Aku memesan menu tahu goreng ayam kucai, biar ga penasaran aja. Aku juga mencicipi tahu aci yang dipesan Rijki untuk berbagi. Ternyata tahunya lembut dan enak. Untuk puding juga masih enak, tidak terlalu manis.
Sambil kami
bercengkrama dan menikmati makanan, tak lama Uci pun datang. Mengucapkan selamat dan basa-basi. Makanan pun sudah
siap semua sebenarnya, namun untuk minumannya ada yang tidak tersedia, jadi
beberapa menu harus diganti.
 |
| Pict by rdwfoto |
 |
| Pict by rdwfoto |
Bisa dibilang, menu disini hanya untuk sekedar lewat di perut saja, tidak cocok untuk konsumsi makan berat.
Setelah kami makan
cantik disana, kami pun memutuskan untuk jalan-jalan ke Braga. Lokasi dari Tahu
Priangan tidak terlalu jauh, jadi kami cukup berjalan kaki saja.
Kami pun tiba di Braga. Selama disana, kami hanya sekedar jalan-jalan, berkeliling dan mengunjungi toko-toko tertentu. Kami pun tertarik dengan booth Tahilalats, dan melakukan photobooth disana. Namun, terdapat sedikit masalah teknis pada photobooth disana. Kualitas kamera disana kurang cocok untuk foto berempat. Bahkan mukaku saja sampai terlalu dekat, belum sempat untuk mengatur posisi dan gaya sudah dihitung timernya.
Karena jumlah foto yang dapat dicetak hanya satu lembar, akhirnya kami gunting foto yang telah dicetak agar semuanya kebagian.
 |
| Pict by rdwfoto |
 |
| Pict by rdwfoto |
Aku sempat sedikit mengomel karena ingin buang air kecil, setelah mengunjungi Toko Tahilalats, akhirnya aku berjalan duluan menuju Braga Citywalk untuk pergi ke toilet.
Kami juga sempat mengunjungi toko pernak-pernik dan aksesoris, pada akhirnya Uci memutuskan untuk membeli blokees berbentuk bunga untuk dipasang rame-rame.
Setelah kami puas berjalan-jalan, kami memutuskan untuk makan malam di Bakmie Tjo Kin. Kami makan disini karena rekomendasi dari Andrea kalau makanan disini enak dan otentik. Sambil menunggu makanan datang, kami pun mencoba untuk merakit blokees yang dibeli Uci. Namun akhirnya berujung ragequit karena potongan puzzlenya sangat kecil.
 |
| Pict by rdwfoto |
Aku sudah lama tidak menikmati bakmi, hingga aku sedikit lupa caranya. Hingga akhirnya aku memasukkan semua kuah ke dalam mi-ku. Tapi masih enak kok, minya kenyal ukurannya tipis namun besar.
Mau kemana lagi?